Berita

Kalimantan Utara bergerak selamatkan bumi dari ancaman sampah plastik!

BIRO ADPIM – Matahari pagi bersinar cerah di atas Tugu Cinta Damai Tanjung Selor, Bulungan. Suasana Kamis (5/6/2025) terasa istimewa. Bukan sekadar hari biasa, melainkan Hari Lingkungan Hidup 2025, yang diwarnai upaya kecil namun semangatnya untuk menyelamatkan bumi dari ancaman sampah plastik. Di tengah keramaian, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr. H. Zainal A Paliwang, S.H., M.Hum., memimpin kampanye krusial: “Hentikan Polusi Plastik”!

Kegiatan ini tak hanya dihadiri jajaran Pemprov Kaltara. Bupati Bulungan Syarwani S.Pd., M.Si., dan jajarannya turut hadir, menunjukkan komitmen daerah. Yang mencuri perhatian adalah riuhnya suara pelajar dari berbagai sekolah di Tanjung Selor. Mereka, para penerus bangsa, menunjukkan antusiasme tinggi untuk terlibat.

Tak ketinggalan, perwakilan sejumlah perusahaan yang beroperasi di Bulungan juga ikut ambil bagian, menandakan kolaborasi lintas sektor. “Pasukan Oranye”, para pahlawan kebersihan jalanan juga dengan setia mengikuti jalannya kegiatan.

Pemandangan menarik yang membuat suasana semakin hidup tatkala sebuah “tantangan” mengumpulkan sampah. Pelajar dan petugas kebersihan saling berlomba mencari dan mengumpulkan sampah plastik dan jenis sampah lainnya.

Setiap kantong sampah yang terkumpul ditimbang. Siapa pun yang berhasil mengumpulkan sampah terberat, berhak menukar hasil jerih payah mereka dengan hadiah-hadiah menarik. Komunitas pendaur ulang sampah plastik menjadi kerajinan cantik dan kaya manfaat juga menambah lengkap suasana Hari Lingkungan Hidup yang hangat.

Gubernur Zainal A Paliwang membacakan pidato Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup. Tema “Ending Plastic Pollution” bukan sekadar slogan, melainkan sebuah seruan global yang mendesak.

Pidato itu membuka mata tentang “tiga krisis global” yang sedang melanda bumi: perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi.

“Saat ini, bumi kita sedang dalam bahaya. Krisis ini bukan isapan jempol, melainkan ancaman nyata yang akan berdampak pada lingkungan, kesehatan, kehidupan masyarakat, bahkan laju pembangunan,” tegas Gubernur, mengutip pidato Menteri.

Produksi plastik global terus meroket, menembus 400 juta ton pada tahun 2023. Lebih parahnya, dari miliaran ton plastik yang sudah diproduksi, kurang dari 10% yang didaur ulang. Sebanyak 86% sisanya menumpuk di TPA atau mencemari lingkungan.

Data lain tak kalah mengerikan: diperkirakan 9-14 juta ton plastik mencemari lautan pada tahun 2020. Jika dibiarkan, angkanya bisa melonjak drastis hingga 265 juta ton pada tahun 2060. Ibaratnya, setiap menit, satu truk sampah dibuang ke laut. Jika tak ada perubahan, pada 2050, lautan akan berisi lebih banyak plastik daripada ikan.

Pemerintah Pusat, melalui KLHK/BPLH, tak tinggal diam. Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari memberikan sanksi bagi TPA yang masih open dumping, mendorong daerah menyusun peta jalan pengelolaan sampah, hingga memfasilitasi pembangunan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi. BIRO ADPIM