BIRO ADPIM – Ekonomi Kalimantan Utara (Kaltara) diproyeksi tumbuh lebih tinggi pada tahun 2025, mencapai kisaran 4,7%-5,2% (yoy). Angka ini melampaui realisasi 2024 dan didorong oleh proyek strategis, hilirisasi, hingga potensi program Pemerintah (Pusat).
Proyeksi optimis ini terungkap dalam Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Kaltara yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltara di Tarakan, Rabu (28/5/2025), yang mengusung tema “Perekonomian Kaltara di Tengah Perang Dagang: Menavigasi Peluang Tumbuh Berkelanjutan”.
Kegiatan ini menegaskan peran penting Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kaltara yang konsisten menyusun laporan ekonomi komprehensif.
“Laporan ini jadi referensi kredibel dinamika ekonomi dan arah kebijakan pembangunan daerah,” ujar Wakil Gubernur Kaltara Ingkong Ala, SE.,M.Si di Tarakan, Rabu.
Dalam kegiatan ini terungkap bahwa tantangan global seperti perang dagang, disrupsi rantai pasok, dan ketidakpastian geopolitik turut mempengaruhi ekonomi nasional, termasuk Kaltara.
Namun, di tengah tantangan, Kaltara melihat peluang besar. Posisi strategis sebagai provinsi perbatasan dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan. Caranya, memperkuat hilirisasi sektor unggulan seperti industri berbasis sumber daya alam dan energi hijau, serta membangun ekosistem ekonomi digital yang inklusif.
Pendorong utama pertumbuhan 2025 ditopang berlanjutnya proyek strategis Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning – Mangkupadi, PLTA Sei Mentarang, dan konektivitas jalan Malinau – PLBN Long Nawang.
Selain itu, industri pengolahan juga diprediksi tumbuh sejalan dengan realisasi investasi dan operasi produksi pabrik pengolahan kertas di Kota Tarakan.
Peningkatan aktivitas perdagangan akibat pasokan barang domestik dan impor untuk mendukung kebutuhan dan keberlanjutan aktivitas ekonomi juga akan tumbuh.
Meski demikian, sektor pertambangan yang menjadi tulang punggung Kaltara diperkirakan tumbuh terbatas, seiring fokus global pada energi terbarukan.
Kepala KPW BI Provinsi Kaltara Hasiando G Manik mengatakan inflasi Kaltara pada 2025 diproyeksi berada di target nasional 2,5% ± 1%. Namun, ada potensi tekanan harga lebih tinggi.
“Hal ini disebabkan oleh base effect realisasi inflasi 2024 yang cukup rendah (1,29% yoy), kenaikan harga komoditas global seperti emas, berkurangnya subsidi, serta peningkatan permintaan komoditas pangan di tengah pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Kaltara berkolaborasi dengan seluruh elemen terus berkomitmen mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan merata melalui peningkatan infrastruktur dasar, dukungan UMKM, dan penguatan kerja sama regional untuk mendorong investasi produktif. BIRO ADPIM