Berita

Kaltara Siap Topang Kebutuhan Pangan IKN Nusantara dan KIPI, Ini Jalannya

PANCA AGUNG, BIRO ADPIM – Jika lazimnya kepala daerah memberi bantuan kepada warganya, namun di Panca Agung, Kecamatan Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan malah berbeda.

Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Drs H Zainal A Paliwang dan Bupati Bulungan Syarwani justru diberi ‘buah tangan’ berupa beras dari masyarakat melalui kepala desanya.

“Maka itu saya lihat ada yang aneh. Biasanya itu gubernur atau bupati memberi bantuan beras ke masyarakat. Hari ini Gubernur dan Bupati dikasih beras dari kepala desa. Ini luar biasa,” kata Gubernur, di Panca Agung, Sabtu (19/2).

Di Panca Agung, Gubernur mengikuti panen padi Hazton bersama Bupati Bulungan, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltara Tedy Arief Budiman, serta sejumlah jajaran Kodim 0903/Tsr, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur.

“Saya bersyukur dan bahagia atas terlaksananya panen bersama padi Hazton ini. Saya ucapkan, terima kasih kepada BI karena kegiatan ini dapat terlaksana sebagai salah satu tugas BI mengendalikan inflasi dan dukungan program ketahanan pangan daerah,” tutur Gubernur Zainal.

Program demplot padi dengan metode Hazton di Panca Agung ini digulirkan Pemkab Bulungan, Kodim 0903/Tsr, BPTP Kalimantan Timur, dan masyarakat.

Metode Hazton mulai dikenal karena menjanjikan hasil panen berlipat ganda. Masa tanam hingga masa panen memakan waktu 3 bulan.

“Mudah-mudahan metode ini dapat diterapkan di sentra-sentra pertanian padi di Kaltara,” ujarnya.

Metode Hazton diyakini Gubernur mampu meningkatkan produksi padi Kaltara. Hal itu sejalan dengan dua agenda besar pembangunan nasional di Kalimantan, yang notabene membutuhkan pasokan pangan yang cukup besar.

Pertama, Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. Kedua, Kawasan Industri Hijau atau Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) di Bulungan. Dua hal itu adalah proyek strategis nasional (PSN) yang sudah berpayung hukum.

“Kita harapkan dalam dua agenda besar itu, kita tidak hanya menjadi penonton. Akan sangat disayangkan. Jadi kita harus meraih kesempatan ini untuk menyiapkan apa saja yang dibutuhkan KIPI (Kawasan Industri Hijau) maupun IKN,” ujarnya.

“Kalau KIPI butuh beras, berasnya dari Kaltara. Jangan dari luar. Apa saja, termasuk sayur mayur, cabe, tomat tidak perlu dari luar,” lanjutnya.

Potensi iklim dan sumber daya alam Kaltara menurut Gubernur mestinya terus dihidupkan. Hujan yang selalu turun setiap pekan, demikian pula potensi air dari aliran sungai-sungai besar dan kecil adalah anugerah dari Tuhan yang semestinya dimanfaatkan dengan baik.

“Mengambil contoh, di rumah jabatan gubernur saya tanam berbagai sayur mayur seperti cabe, tomat, jahe, kangkung. Bahkan ada nanas dari Krayan saya tanam. Termasuk pelihara ikan lele. Saya harap masyarakat Panca Agung memanfaatkan lahan kosong di rumahnya dengan menanam berbagai macam sayuran,” ujarnya.

“Selain untuk dikonsumsi sendiri, bisa dijual, juga dibagikan ke tetangga,” lanjutnya.

Kata Gubernur, Presiden Joko Widodo telah menetapkan satu agenda yakni memperkuat ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan.

Pembangunan ekonomi tersebut akan dipacu Untuk tumbuh lebih tinggi, inklusif dan berdaya saing melalui pengelolaan sumber daya ekonomi yang mencakup pemenuhan pangan dan pertanian, serta upaya untuk mengakselerasi peningkatan nilai tambah pertanian dan perikanan.

Sejalan dengan kebijakan itu, lanjutnya, Pemprov Kaltara sedang fokus menjadikan Kaltara sebagai penghasil beras yang sekaligus sebagai salah satu persiapan menjadi penyangga pangan IKN Nusantara.

“Sehingga Kaltara ke depan tidak lagi mendatangkan beras dari luar. Kita berupaya dapat menyerap dan mengoptimalkan beras hasil petani lokal. Dengan begitu, kita dapat memberikan semangat pada petani menghasilkan beras,” ujarnya*